Langsung ke konten utama

Konsep Pembelajaran


         

              Nama                    : Pendi
              NIM                      : 180341013                       
              Program Studi      : Pendidikan Matematika
              Kelas                    : 3A
              Dosen Pengampu : Eka Rachma Kurniasi, M. Pd.
              Instansi                 : STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung




Konsep Pembelajaran

     Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 
  Menurut undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Gagne (1977), Pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal.

Munif Chatib, Pembelajaran merupakan proses tranfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.

Warsita, Pembelajaran merupakan suatau usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.

Gagne dan Briggs (1979:3), Pengertian pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. 

Konsep Menurut Ilmuwan

     Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “The Classical Theory Of Concepts”, menyatakan bahwa Konsep merupakan Penyusunan utama dalam pembentukan pengetahuan Ilmiah dan Filsafat dalam pemikiran Manusia. Soedjadi menyatakan bahwa Konsep merupakan Sebuah Ide Abstrak yang dapat digunakan dalam melakukan Klasifikasi atau Penggolongan. Pada umumnya konsep dinyatakan sebagai suatu Istilah atau Rangkaian kata (Lambang Bahasa). Woodruff menyatakan bahwa Konsep terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
  • Konsep dapat didefinisikan sebagai Suatu gagasan atau Ide yang  Bermakna & Sempurna.
  • Konsep merupakan sebuah pengertian tentang suatu objek.
  • Konsep adalah Sebuah Produk Subjektif yang bersumber, dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalaman pribadi (Setelah melakukan suatu Persepsi terhadap objek/ benda).  

     Jadi konsep pembelajaran adalah suatu sistem atau proses perencanaan belajar yang ditujukan kepada pebelajar, supaya mencapai hasil yang maksimal. Konsep pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatau system atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Depdiknas,Model pembelajaran IPA SD,2003).

Unsur-unsur Konsep Pembelajaran

     Ada banyak sekali konsep pembelajaran yang diterapkan khususnya di Indonesia. Salah satunya konsep pembelajaran konstekstual  yang dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran. Konsep pembelajaran yang konstekstual ini merupakan pembelajaran aktif antara guru dan siswa. Dan di dalam konsep pembelajaran konstekstual ada unsur-unsurnya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut penjelasannya.
  • Constructivisme
     Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimiliki. Belajar berarti menyediakan kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengonstruksi pengetahu-an, bukan menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuannya itu.
  • Inquiry
    Siklus inkuiri: observasi dimulai dengan bertanya, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan menarik simpulan. Langkah-langkah inkuiri dengan merumuskan masalah, melakukan  observasi, analisis data, kemudian mengomunikasikan hasilnya. Inquiri merupakan pembelajaran untuk dapat berpikir nyata dan kritis dalam menyikapinya. Biasanya untuk inkuiri ini berbentuk kasus untuk dianalisis berdasarkan teori yang ada.
  • Questioning
     Berguna bagi guru untuk: mendorong, membimbing dan menilai peserta didik; menggali informasi tentang pemahaman, perhatian, dan pengetahuan peserta didik. Berguna bagi peserta didik sebagai salah satu teknik dan strategi belajar. Jika pertanyaan bagus maka akan memberikan rasa ingin tahu kepada peserta didik.
  • Learning Community
    Dilakukan melalui pembelajaran kolaboratif. Belajar dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil sehingga kemampuan sosial dan komunikasi berkembang.
  • Modelling
    Berguna sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh peserta didik seperti cara menggali informasi, demonstrasi, dan lain-lain. Pemodelan ini dapat dilakukan oleh guru (sebagai teladan), peserta didik, dan tokoh lain.
  • Reflection
    Yaitu tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari. Sehingga ada respon terhadap kejadian, aktivitas/pengetahuan yang baru. Hasilnya nanti merupakan konstruksi pengetahuan yang baru. Bentuknya dapat berupa kesan, catatan atau hasil karya yang dapat memberikan imbal balik.
  • Autentic Assesment
Yaitu menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Hal iuni berlangsung selama proses pembelajaran secara terintegras. Pada unsur ini dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu test dan non-test. Alternative bentuk yang dapat dilakukan kinerja, observasi, portofolio, dan/atau jurnal.

Seorang ahli yang bernama Carl R Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran laian daripada konsep pembelajaran konstektual yaitu “Student Centered Learning” yang intinya yaitu :
1.      Kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa menfasilitasi belajarnya.
2. Seseorang akan belajar secarasignifikan hanya pada hal-hal yang dapat memperkuat/menumbuhkan “self”nya.
3.      Manusia tidak bisa belajar kalau berada dibawah tekanan.
4.     Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifkan bila tidak ada tekanan terhadap peserta didik, dan adanya perbedaan persepsi/pendapat difasilitasi/diakomodir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH JUDUL DAN LATAR BELAKANG SKRIPSI

Nama                     : Pendi NIM                       : 180341013 Kelas                     : PMTK 4A Dosen Pengampu  : Rajab Vebrian, M.Pd Mata Kuliah          : Penulisan Karya Ilmiah PENGEMBANGAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN LITERASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI MTS MUHAMMADIYAH GANTUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsur utama yang penting dalam berdirinya sebuah negara, dimana pendidikan bukan hanya sekedar media untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi selanjutnya, tetapi dengan pendidikan diharapkan mampu mengubah dan mengembangkan kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik (Permadi & Arifin, 2010). Pendidikan yang bermutu menjadi indikator jaminan terhadap mutu sumber daya manusia pada suatu bangsa atau negara. Bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang bermutu tinggi akan lebih maju dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu,